Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

#mencallmethings: catcalling

Perempuan dan lelaki. Wanita dan pria. Cewek dan cowok. Dua hal yang berbeda namun pada hakikatnya sesama ciptaan Tuhan. Yang disebut dengan perempuan, wanita, dan cewek ini sering dipandang sebagai makhluk yang lemah, makhluk yang menjadi sasaran empuk sebagai objek untuk dapat diperlakukan sesuka hati. Apalagi pada era sekarang ini, meskipun teknologi sudah berkembang, terkadang perkembangan tersebut tidak dibarengi dengan perkembangan mental dan perilaku manusianya. Dalam hal ini, masih banyak lelaki yang memandang bahwa perempuan, wanita atau cewek ini lemah; lelaki masih suka untuk membungkam perempuan baik di dunia nyata maupun maya. Dalam teori komunikasi pun terdapat Muted Group Theory yang mengangkat fenomena perbedaan gender antara lelaki dan perempuan yang mana dalam teori ini wanita memiliki kesulitan untuk dapat setara dengan lelaki sehingga menjadi satu grup yang "dibungkam". Belakangan ini marak pembahasan mengenai "catcalling" yang dilakukan oleh p

Music Sampling dan Remixes

Teknologi memudahkan manusia dalam melakukan sesuatu hal yang ingin dilakukan. Tak hanya berfungsi sebagai media informasi, teknologi juga memiliki fungsi sebagai media hiburan. Dengan kemudahan yang diberi oleh teknologi, makin hari orang semakin mengeksplorasi hiburan apa yang ingin dinikmati. Dari kelebihan dan kecanggihan yang ada sekarang serta untuk memenuhi kepuasaan manusia akan hal hiburan, pada saat ini banyak media yang di”mix” untuk memenuhi itu semua. Remix Media is building a mobile app that allows its users to mashup video content and overlay animations, text, and audio. It also provides services related to Internet video, pop-culture, satire, mobile first, and more for its users . Salah satu hiburan yang menjadi hasil perkembangan atas kebutuhan manusia akan hiburan adalah music sampling dan remixes.   Music sampling adalah teknik membuat lagu baru berupa potongan lalu disatukan menjadi satu. Music sampling hanya membagi satu bagian saja dalam lagu, seperti lagu “

Transmedia Storytelling

Antropolog menyatakan bahwa storytelling adalah pusat dari eksistensi manusia. Storytelling melibatkan pertukaran simbiosis antara penutur dan pendengar, sebuah pertukaran yang kita pelajari untuk bernegosiasi di masa kecil. Stories adalah pola yang mudah dikenali, dan dalam pola tersebut kita menemukan makna. Kita menggunakan stories untuk menjadikan dunia kita masuk akal dan membagi pemahaman kita dengan orang lain. Kita sebagai manusia bercerita dan menceritakan kembali cerita yang kita senangi karena itulah yang dilakukan oleh manusia. Jika cerita itu sangat bermakna, kita tidak akan puas jika hanya menceritakannya dalam waktu singkat. Kita ingin mengetahui lebih dalam lagi. Kita inn membayangkan diri kita didalam cerita tersebut, menceritakannya kembali, dan menjadikan hal tersebut menjadi milik kita. Penemuan internet menjadi awal mula kita menggunakan teknologi untuk membagi pemahaman kita dengan orang lain. Internet layaknya bunglon yang dapat menjadi berbagai media.

Produsage dan Citizen Journalism: Cara PR dalam mengatasi Web 2.0 environment

Produsage adalah jenis pembuatan konten pengguna yang dipimpin yang terjadi di berbagai lingkungan online, perangkat lunak open source, dan blogosphere. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Axel Burns, sarjana media dari Australia, pada tahun 2009. Konsep ini mengaburkan batas-batas antara konsumsi pasif dan produksi aktif. Perbedaan antara produsen dan konsumen atau pengguna konten telah memudar, sebagai pengguna memainkan peran produsen apakah mereka menyadari peran ini atau tidak.   Produsage menawarkan cara-cara baru memahami pembuatan konten kolaboratif dan praktek-praktek pembangunan yang ditemukan di lingkungan informasi yang kontemporer. Produsage dapat digambarkan melalui empat kunci karakteristik: • pergeseran dari individu yang berdedikasi dan tim sebagai produsen untuk berbasis lebih luas, didistribusikan generasi konten oleh masyarakat luas; • fluid movement of produsers antara peran sebagai pemimpin, peserta, dan pengguna konten – seperti produser mungki