Langsung ke konten utama

Where's Privacy?

Jika kita lihat kembali, terdapat hubungan antara konvergensi media dan prosumer. Konvergensi media dapat diartikan sebagai media yang saling berintegrasi dalam menghasilkan informasi sedangkan prosumer atau produsage adalah manusia dapat membuat atau memproduksi sebuah informasi atau pesan serta dapat menjadi khalayak yang menikmati informasi atau pesan yang dibuat atau diproduksi oleh  orang lain. Dari sebab akibat yang ditimbulkan maka dapat disimpulkan bahwa dengan adanya konvergensi media, manusia tidak lagi memiliki suatu batasan tertentu; manusia satu dengan yang lain seakan menyatu satu sama lain dan tidak ada batasan yang menghalangi terutama dalam hal berkomunikasi dan bersosialisasi satu sama lain. Terdapat peran prosumer dalam sosial media. Seseorang yang dikatakan sebagai prosumer memiliki peranan, salah satu peranan yang sangat dominan adalah peranan mempengaruhi (menjadi seorang influencer). Dengan menjadi prosumer, tentu saja kita menghasilkan sesuatu yang bila kita bijak dalam memanfaatkannya kita dapat menjadi influencer yang baik, dapat memberikan informasi yang baik dan akurat kepada khalayak luas. Namun, jika ada orang yang tidak bijak dalam memanfaatkannya, hal tersebut akan menjadi hal yang buruk karena akan dipergunakan dengan tidak benar, dan dapat digunakan untuk kepentingan pribadi contohnya adalah propaganda.
Lalu, dengan kemajuan teknologi ini, ada beban tersembunyi yang diemban oleh seorang pengguna khususnya media sosial, karena pada saat kita akan membuat media sosial, kita harus menuliskan data diri dan pribadi kita, yang dapat berisiko dapat disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggungjawab. Lebih jauh lagi, kita akhirnya memilih menjadi anonymous atau orang yang tidak dikenal. Ke-anonymous-an kita dapat berujung dengan perbuatan yang tidak bertanggung jawab.
Tidak adanya batasan sebagai akibat dari kemajuan teknologi menimbulkan masalah pada keluasan pribadi. Sebagai pribadi, kita merasa terus diawasi, karena kemajuan teknologi seakan 'menelanjangi' kita melalui data-data yang secara tidak kita sadari adalah awal mula dari perusahaan media sosial dan pengiklan 'mengawasi' dan 'menelanjangi' kita. Sadar tidak sadar, percaya tidak percaya, nyatanya kita tidak lagi memiliki ruang privasi karena data kita yang diawasi dan dikuasai oleh para penguasa jaringan komunikasi.
Contoh 'perenggut' privasi kita adalah Utah Data Center yang ada di Amerika Serikat. Utah Data Center mengumpulkan data masyarakat berupa pencarian internet, riwayat browsing, unduhan email,SMS, mobile data, media sosial, transaksi kartu kredit atau debit, kamera pengawas, rekaman gps atau komuter, sampai informasi kesehatan. Data yang sudah dikumpulka lalu dianalisa, jika ditemukan hal yang mencurigakan, dapat dideteksi dan dilakukan tindakan. Hal-hal mencurigakan tersebut umumnya adalah terorisme. Jika dalam data yang dikumpulkan terdapat indikasi dan hubungan dengan terorisme, pemerintah akan melakukan tindakan seperti pengawasan penangkapan dll.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Barbie: Transmedia dan Konsumerisme

  Salah satu film animasi produksi Mattel , “Barbie Video Game Hero” dirilis pada tahun 2017. Film tersebut menceritakan tentang pengalaman Barbie bersama teman-temannya yang terperangkap dalam dunia virtual dan memenangkan permainan demi permainan untuk dapat keluar. Dalam hal ini, Barbie merupakan salah satu hiburan yang berada dalam era konvergensi. Barbie mengintegrasikan ceritanya kedalam berbagai jenis medium atau dikenal sebagai transmedia storytelling (Jenkins, 2007). Transmedia storytelling adalah penggabungan media-media yang berasal dari sebuah cerita yang seakan-akan menceritakan tentang suatu kejadian. Transmedia storytelling merupakan proses di mana unsur-unsur yang tidak terpisahkan dari sebuah cerita fiksi tersebar secara sistematis di beberapa saluran pengiriman untuk tujuan menciptakan pengalaman hiburan terpadu dan terkoordinasi. Setiap media memiliki kontribusi yang unik untuk terungkapnya cerita. Suatu cerita yang dibuat menjadi sebuah film dan dari film terseb

Social Construction Of Technology: Implementasi Personal Connection dalam PR

Dalam hidup bermasyarakat, manusia tidak lepas dari berkomunikasi karena hakekatnya manusia adalah makhluk sosial. Dengan adanya hubungan yang tercipta antara manusia dengan teknologi, muncul gagasan bahwa manusialah yang membentuk teknologi. Manusia mengkonstruksikan teknologi untuk menjalankan kepentingannya dalam berkomunikasi dengan orang lain. Terdapat gagasan diungkapkan oleh Raymond Williams yang mengklasifikasi 9 interpretasi dari bentuk ketidaksetujuan dari pernyataan McLuhan bahwa “televisi membentuk dunia kita” dan membaginya menjadi dua kategori utama: technological determinism dan symptomatic technology . Technological determinism memandang bahwa penemuan teknologi mengakibatkan perubahan sosial. Disisi lain, symptomatic technology percaya bahwa media digunakan oleh tatanan masyarakat untuk memanipulasi yang lain demi kepentingannya sendiri. William mengatakan bahwa teknologi adalah proses yang tidak disengaja. Proses ini merupakan proses dari penelitian dan pengem

Produsage dan Citizen Journalism: Cara PR dalam mengatasi Web 2.0 environment

Produsage adalah jenis pembuatan konten pengguna yang dipimpin yang terjadi di berbagai lingkungan online, perangkat lunak open source, dan blogosphere. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Axel Burns, sarjana media dari Australia, pada tahun 2009. Konsep ini mengaburkan batas-batas antara konsumsi pasif dan produksi aktif. Perbedaan antara produsen dan konsumen atau pengguna konten telah memudar, sebagai pengguna memainkan peran produsen apakah mereka menyadari peran ini atau tidak.   Produsage menawarkan cara-cara baru memahami pembuatan konten kolaboratif dan praktek-praktek pembangunan yang ditemukan di lingkungan informasi yang kontemporer. Produsage dapat digambarkan melalui empat kunci karakteristik: • pergeseran dari individu yang berdedikasi dan tim sebagai produsen untuk berbasis lebih luas, didistribusikan generasi konten oleh masyarakat luas; • fluid movement of produsers antara peran sebagai pemimpin, peserta, dan pengguna konten – seperti produser mungki